Category: Berita Campoeran


Duhai seandainya saya melakukannya (berjihad). Ucapan ini dilontarkan dengan penuh penyesalan oleh sahabat senior, Ka’b bin Malik r.a. ketika beliau tertinggal (tidak ikut) berjihad dalam Perang Tabuk. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah SAW., dan tidak ikut dalam perang tersebut merupakan dosa besar yang memalukan. Perkataan Ka’b ini (mungkin) juga diucapkan orang-orang yang hingga kini belum pergi berjihad padahal dia tahu hukumnya wajib. Lalu, masihkah ada waktu sebelum terlambat, sehingga kita tidak hanya mengatakan ‘Duhai seandainya saya melakukannya (berjihad)?

Syarah Hadits Ka’b Bin Malik. r.a.

Mengapa hingga saat ini masih ada orang yang duduk-duduk saja tidak berangkat berjihad padahal hukumnya telah fardhu ‘ain? Apa yang melatarbelakangi keengganan seseorang untuk berangkat berjihad membela agama Allah SWT ?

Syekh Usamah bin Ladin, dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh As Sahab Media (diterjemahkan oleh Forum Jihad Al Tawbah), berjudul: “Muhadhoroh Hadits Ka’b bin Malik Pada Perang Tabuk”, Peringatan Bagi Mereka Yang Duduk Tidak Berjihad (Qo’idun), menjelaskan bahwa beliau telah mempelajari siroh Rasulullah SAW, dan dalam hal ini maka kisah Ka’b bin Malik dalam peristiwa Perang Tabuk sebagaimana telah diriwayatkan haditsnya oleh Shahihain (Bukhari dan Muslim) serta yang lainnya sangat cocok untuk menjadi renungan umat di saat ini.

Dalam hadits yang panjang dan agung ini, sahabat Ka’b bin Malik, mengaku dan berterus terang tentang tabiat jiwa manusia dan lemahnya jiwa manusia. Untuk itu, mari kita mentadaburi kejujuran dan keterusterangan sahabat yang mulia ini sehingga kita bisa tahu bagaimana tabiat orang-orang yang duduk tidak berangkat berjihad.

Syekh Usamah melanjutkan dan berpesan agar kita berusaha mengobati jiwa kita, dan menasehati jiwa kita, saudara-saudara dan ulama kita dan kita berharap kepada Allah SWT agar sudi kiranya mengembalikan kita dengan pengembalian yang baik.

Video muhadhoroh Hadits Ka’b bin Malik dibuka dengan tayangan ayat Al Qur’an Surat At Taubah (9) ayat: 117 s/d 121 dengan latar belakang pegunungan Afghanistan. Kemudian langsung terlihat Syekh Usamah dengan tampilan khas beliau, bersurban, dengan latar belakang dinding bilik yang sangat sederhana. Dengan suara lembut, penuh perasaan beliau memulai muhadhoroh tentang syarah hadits Ka’b bin Malik berkenaan atau dalam peristiwa Perang Tabuk

Beliau membuka muhadhoroh dengan mengingatkan bahwa yang dibahas adalah tentang umat ini, terutama kondisinya yang parah karena berada di bawah kekuasaan orang-oang kafir yang menerapkan hukum-hukum selain hukum Allah SWT. Palestina telah 8 dekade dikuasai oleh nasrani dan kemudian yahudi.

Dan telah berlalu 10 tahun pendudukan salibis yang dipimpin Amerika. Mereka menduduki Masjidil Harom, negeri dua tanah suci (biladul haromain)

Dalam kondisi seperti ini ironisnya masih saja ada yang bingung dan belum tergerak hatinya untuk membela La ilaha ilallah. Bahkan ada yang berpendapat boleh saja mereka berdiam diri dan berpangku tangan dalam kondisi seperti ini.

Untuk itu, dalam kondisi yang demikian, umat perlu mencari kembali jalan yang terang dan jelas untuk bersikap, dan jalan itu tiada lain hanyalah dengan melihat bagaimana kehidupan para sahabat r.a.yang dengan itu kebenaran menjadi jelas daripada kebatilan.

Ka’b Bin Malik ‘Tertinggal’ Dalam Perang Tabuk ?

Ka’b bin Malik r.a bercerita tentang Perang Tabuk yang tidak diikutinya. Padahal ia adalah termasuk dari sahabat anshor yang pertama-tama masuk Islam. Ia termasuk yang hadir, menyaksikan dan berbai’at pada hari dilaksanakannya Bai’atul Aqabah. Bai’at agung yang menjadi pilar tegaknya daulah islam di Madinah.

Ia (Ka’b) menceritakan :

Saya tidak pernah absen dari setiap perang yang dipimpin Rasulullah SAW sama sekali, kecuali Perang Badar.

Ia termasuk yang menikmati perang dan mempersembahkan lehernya untuk membela La ilaha ilallah. Namun, manusia tetaplah manusia yang kadangkala digelincirkan syaitan, sekali waktu lemah dan tertipu oleh dirinya sendiri. Inilah yang diceritakan sahabat yang mulia ini.

Ia melanjutkan : Rasulullah SAW mengajak untuk berangkat perang pada saat hari panas menyengat.

Di saat orang-orang sedang ‘qoilulah’ (santai-santai) di bawah pohon-pohon korma mereka. Sementara itu, buah korma yang ada di pohon sudah mulai tampak matang.

Ia melanjutkan : waktu itu saya senang dengannya

Dalam artian ia menyenangi bernaung dan senang buah-buah korma tersebut. Inilah tabiat jiwa manusia, kita bisa membacanya pada orang-orang besar semacam mereka radillahu’anhum.

Syekh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Fiqhus Sirah menjelaskan mengenai terjadinya Perang Tabuk, dalam buku beliau yang berjudul “At Ta’ashshub wat Tasamuh Bainal Masihiyah wal Islam” sebagai berikut :

“…Dan gereja tidak tahan hidup jika di sampingnya terdapat pikiran lain yang tidak sesuai dengan cabang-cabang ajarannya yang sekecil-kecilnya…”

Romawi berpendirian harus dapat membendung Islam dan menghancurkan Islam di daerah utara Semenanjung Arabia dengan pukulan yang mematikan. Berita-berita mengenai persiapan Romawi yang hendak menyerang daerah Islam itu didengar oleh Rasulullah SAW di Madinah. Agama Nasrani, sejak menguasai Romawi, selalu mendukung niat agresif yang ada pada para pendetanya.

Tidak ada pilihan lain bagi Rasulullah SAW kecuali harus mengerahkan kekuatan kaum Muslimin untuk menangkal agresi yang mengancam keselamatan Islam. Ini perkara penting, perkara pembelaan terhadap La ilaha ilallah. Kita lihat, Islam sejak dulu (di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW) selalu peka akan agresi yang hendak dilakukan kaum kafir kepada mereka. Baru terdengar kabar Romawi akan menyerang, umat Islam sudah bersiap diri untuk menghadang. Bagaimana perbedaannya kondisi tersebut dengan saat ini, dimana kaum kafir sudah menyerang di mana-mana, namun umat masih absen dari berjihad.

Kita kembali kepada kisah Ka’b yang pada waktu itu pun absen dari Perang Tabuk. Jika mereka saja (Ka’b) ada yang absen dari jihad, maka tidak heran apabila ada orang pilihan pada hari ini yang juga absent.

Saya lebih senang dan cenderung kepada pohon-pohon korma tempat berteduh. Ia berkata :

Sementara orang-orang mulai bersiap-siap dan saya pun mulai bersiap-siap. Waktu berlalu, hari pertama berlalu, dan saya belum menyiapkan apa-apa. Saya berkata, saya akan mempersiapkan itu semua besok, namun lagi-lagi belum ada satupun yang saya siapkan. Saya berkata pada diri sendiri (Syekh Usamah mengomentari : perhatikanlah peryataan nafsunya disini) : Saya berkata pada diriku sendiri, saya kuasa untuk berangkat bersama mereka. (Syekh Usamah melanjutkan komentarnya, si jiwa menipu pemiliknya, padahal ia biasa berjihad) Ia melanjutkan : Ini masalah sederhana, saya bisa berangkat. Saya berkata pada diriku sendiri saya bisa berangkat dan mampu melakukannya. Saya masih dalam keadaan semula sampai waktu perang semakin dekat. Rombongan menakutkan itupun berangkat, suatu rombongan agung. Komandannya Muhammad SAW, diiringi Abu Bakar, Umar, dan para sahabat yang mulia. Para ahli siroh memperkirakan mereka 30 ribu sahabat radiallahu’anhum.

Tipu Daya Jiwa & Beratnya Perang Tabuk

Di sini seorang Muslim harus mengetahui tipu daya jiwa. Berapa banyak orang yang duduk, berapa banyak orang yang berpangku tangan dari membela La ilaha ilallah tertipu oleh jiwanya. Seandainya ia (yang tertipu jiwanya) mau pergi berjihad, maka pasti ia akan berangkat. Seandainya bapaknya, pemimpinnya, atau yang menunjuknya menginginkan dia berangkat, maka pasti ia akan berangkat. Namun untuk maslahat Islam ia malah tidak berangkat. Ini adalah sebuah ketertipuan yang nyata dan jelas.

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Sahabat ini tertipu oleh jiwanya padahal ia telah berpengalaman dalam peperangan dan pertempuran. Kaum anshor adalah “Abnaaul Huruub” (terbiasa dengan perang dan bertempur). Mereka mewarisi kebiasaan itu dari orang tua-orang tua mereka. Namun, ia bisa tertipu oleh jiwanya (nafsu). Lalu bagaimana dengan orang yang belum pernah berangkat perang sama sekali ?

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Akan sangat mudah bagi jiwa untuk menipu pemiliknya. Mereka hidup dalam kehidupan yang sulit, tidak ada listrik, tidak ada AC dan tidak ada apa-apa. Buah kurma yang kelihatan mau masak di pohon korma membuatnya lebih cenderung pada duniawi. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang longgar dalam hal-hal yang mubah sampai malah berlebihan. Mereka tenggelam dalam kemewahan, bicarakanlah dan engkau tidak berdosa.

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Bagaimana bisa mereka tidak tertipu jiwanya kecuali orang-orang yang dikehedaki oleh Allah SWT selamat. Orang-orang telah berangkat, sementara Ka’b jatuh ke dalam dosa yang sangat besar dan memalukan. Duduk tidak ikut membela La ilaha ilallah. Duduk tidak ikut membela tauhid dan aqidah. Merasa berat karena kenikmatan kehidupan dunia yang pada waktu itu masih sangat sedikit.

Perang Tabuk memang sebuah perang yang sangat menguji keimanan seseorang. Udara waktu itu panas. Dalam beberapa atsar lain di Tabuk, Umar r.a. berkata :

Jika salah seorang dari kita keluar menuju kendaraannya lehernya terasa mau putus karena saking panasnya.

Masih menurut Syekh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Fiquh Siroh, persiapan untuk maksud tersebut (Perang Tabuk) bertepatan dengan  musim paceklik dan kemarau panjang. Selain itu dibutuhkan kerja keras dan biaya yang besar sekali untuk menghadapi kekuatan kufur Romawi.

Romawi pada saat itu adalah sebuah kekuatan super power, sebuah kekuatan negara yang wilayahnya membentang di beberapa benua, negara yang memiliki sumber tenaga dan kekayaan luar biasa besarnya.

Pasukan kaum Muslimin sendiri dinamakan dengan Jaisul Usrah (Pasukan yang Menghadapi Kesukaran)

Firman-firman Allah SWT yang turun berkenaan dengan Perang Tabuk yang terjadi dalam suasana serba sulit, merupakan ayat-ayat terpanjang dibanding dengan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan peristiwa peperangan antara kaum Muslimin dan musuh-musuhnya.

Syekh Usamah bin Ladin melanjutkan penjelasannya dalam syarah hadits Ka’b. Lalu apa kata para pencinta dunia ? Apa kata mereka ?

“Mereka berkata : “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. Katakanlah : “Api neraka jahannam itu lebih sangat (panas)nya, jika mereka mengetahui.” (QS At Taubah (9) : 81)

Setelah itu, ketika ia (Ka’b) tertinggal rombongan perang. Ka’b berkata :

Saya ingin menyusul mereka namun itu tidak ditakdirkan untukku. Ia melanjutkan :

Duhai seandainya saya melakukannya

Syekh Usamah kemudian berpesan :

Wahai hamba Allah gunakan kesehatanmu. Manfaatkan waktu luang dan masa mudamu. Inilah medan-medan surga telah terbuka lebar. Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya pintu-pintu surga terletak di bawah naungan pedang.”

Ketika Abu Musa Al Asy’ari r.a. mengatakan hadits ini, ada seseorang bertanya :

Wahai Abu Musa apakah engkau mendengar hadits ini dari Rasulullah SAW., ? lihatlah sahabat ini menanyakan kejelasan hadits ini untuk mengamalkannya, bukan hanya untuk memperbanyak ilmu. Ini karena ilmu membutuhkan amal. Ia ingin menyakinkan bahwa hadits ini adalah shahih.

Abu Musa menjawab : Ya. Ia pun berlalu menuju kaumnya, mengucapkan salam kepada mereka lalu mengambil sarung pedangnya kemudian ia patahkan, kemudian ia pergi berperang sampai terbunuh.

Inilah manhaj para sahabat yang mulia. Manhaj para pendahulu kita r.a.

Ka’b bin Malik kembali berkata :

Duhai seandainya saya melakukannya

Diriwayatkan bahwa ada seorang ulama sholeh sedang menghadapi sakaratul maut, sedang ia berada di atas tempat tidur kematiannya. Kedua matanya meneteskan air mata, sedang ia adalah termasuk orang yang bertaqwa dan berilmu. Ia ditanya : Apa yang membuatmu menangis ? Sambil melihat kedua telapak kakinya ia menjawab : Saya menangis karena kedua telapak kakiku belum pernah terkena debu di jalan Allah SWT.

Kalian tahu hadits shahih dari Rasulullah SAW :

“Kedua telapak kaki seorang hamba yang terkena debu di jalan Allah tidak akan disentuh api neraka.”

Allahu Akbar!

Suatu ibadah, hanya dengan menyentuh debunya saja bisa bisa melindungimu dari api neraka. Bagaimana dengan orang yang keluar dengan jiwanya dan hartanya dan tidak kembali lagi dengan keduanya. Maka itu adalah sebaik-baiknya amalan.

Kembali kepada situasi sahabat Ka’b, yang akhirnya tertinggal rombongan perang mulia tersebut. Dia tidak menemui yang ada di Madinah kecuali orang-orang yang munafik dan orang-orang yang memang memiliki udzur untuk tidak turut berperang.

Ketika Rasulullah SAW., sampai di Tabuk, beliau bersabda : “Apa yang dilakukan Ka’b bin Malik ? Beliau ingat kepadanya. Seseorang dari Bani Salamah menjawab : “Ia disibukkan oleh kedua pakaiannya dan karena menuruti perasaannya.”

Beliau membicarakannya karena ia berpangku tangan dari pembelaan dien dan menjadikan dirinya di tempat yang tidak selayaknya untuk orang beriman, yakni berpangku tangan tidak membela dien.

Mu’adz bin Jabal r.a. menanggapi (kementar tersebut) berkata : “Buruk sekali omonganmu. Demi Allah, wahai Rasulullah, kami tidak tahu tentangnya kecuali kebaikan.”

Ibnu Hajar mengomentari perkataan seseorang dari Bani Salamah tersebut : “Apa yang telah saya katakan kepada kalian bahwa orang yang berpangku tangan dari jihad telah menjadikan pembenaran bagi orang-orang untuk mencela dirinya, karena membela dien adalah termasuk kewajiban yang paling agung.

Dalam Perang Tabuk ini, ada juga sahabat yang bernama Abu Khoitsamah, yang juga hampir tertinggal mengikuti perang sebagaimana Ka’b bin Malik. r.a. Ia tiba, setelah semua orang berjalan, dan dia menyusul sendirian, meninggalkan qoidun (orang-orang yang duduk di belakang tidak berjihad). Hampir saja syetan menyelewengkannya, padahal Beliau termasuk sahabat yang mulia.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan perkataan ulama ahli maghazi (peperangan) mengenai kisah Abu Khoitsamah. Abu Khoitsamah berkata :

“Saya masuk ke rumahku lalu saya melihat pondokan yang telah diciprati air. Padahal betapa bagusnya pondokan yang disirami air di musim panas. Saya melihat pondokan yang telah diciprati air dan saya melihat istriku. Terus aku berkata : ‘Demi Allah ini tidak adil, Rasulullah SAW di bawah matahari terik dan kepanasan, sedangkan saya disini saya berteduh dan bersenang-senang. Ia pun mengambil tunggangannya dan sedikit kurma lalu berjalan hingga menyusul Rosul SAW.

Masya Allah, Allahu Akbar…!

Penyesalan, Kejujuran, Boikot, dan Tobat Ka’b bin Malik

Ka’b bin Malik melanjutkan kisahnya. Ketika Rasulullah SAW kembali dari Perang Tabuk, saya dilanda kesedihan yang mendalam dan kedukaan. Saya berkata : ‘Dengan apa saya menemui Beliau?’

Kemudian saya mendatangi Beliau lalu Beliau tersenyum dengan senyum kemarahan. Beliau SAW., marah kepada Ka’b. Ka’b berkata : Beliau berpaling dariku. Ka’b lalu berkata : Aku tidak berlaku nifaq, aku tidak ragu-ragu, dan aku tidak mengganti agamaku, lalu apa yang membuatmu marah. Rasulullah SAW., kemudian menjawab :

“Apa yang membuatmu absen ?”

Sebuah pertanyaan dimana orang-orang juga akan ditanyakan demikian. Apa yang membuat absen dari membela La ilaha ilallah ?

Kemudian Ka’b mengaku dan berterus terang kepada Rasulullah SAW., dimana sikap Ka’b ini bisa menjadi ibroh bagi yang memiliki akal.

Saya berkata : Wahai Rosul, demi Allah, seandainya saya duduk di samping selain Anda dari para pencinta dunia, pasti aku akan keluar terbebas dari kemurkaannya dengan berbagai alasan.

Ka’b melengkapi : Sungguh saya diberikan kemampuan berdebat

Banyak orang sekarang yang memiliki kemampuan berdebat. Kemudian mereka palingkan kewajiban jihad yang saat ini hukumnya telah fardhu ‘ain, dengan mengatakan bahwa sekarang belum waktunya. Lalu kapan waktunya ?

Ka’b melanjutkan : Sungguh saya diberikan kemampuan berdebat, namun demi Allah saya tahu, jika saya sekarang memberi tahu Anda dengan kebohongan yang membuat engkau ridho dengan alasanku, hampir-hampir Allah akan membuat engkau murka kepadaku.

Ka’b melanjutkan : jika aku menceritakan sejujurnya, engkau dapati aku di dalamnya. Dengan kejujuran itu aku berharap balasan dari Allah SWT. Ka’b mengatakan : Demi Allah saya tidak punya udzur.

Rasulullah SAW., bersabda :

“Sungguh orang ini telah berlaku jujur.”

Padahal sebelumnya Ka’b berkata : “Saya teringat akan berdusta.”

Syekh Usamah menjelaskan, jiwa itu punya celah-celah kelemahan yang banyak sekali, padahal syetan itu mengalir di pembuluh darah manusia. Kita berlindung kepada Allah SWT., darinya. Dan karena kejujurannya inilah Allah SWT., menyelamatkan Ka’b.

Lalu bagaimana dengan kondisi sekarang, dimana standar timbangan manusia sudah terbalik. Mayoritas manusia duduk berpangku tangan dari jihad. Sedikit sekali yang mau mengambil pelajaran dan ingat.

Kemudian datang perintah untuk memboikot, mengucilkan Ka’b dan dua sahabat lain yang absen dari Perang Tabuk. Mengucilkan orang-orang yang duduk berpangku tangan dari membela La ilaha ilalllah.

Ka’b melanjutkan : “Maka bumi menjadi terasa asing bagiku. Seolah-olah ia bukan bumi yang sudah aku kenal dan jiwaku sendiri terasa asing. “

Syekh Usamah mengatakan : sebenarnya ketidakhadiran 3 orang sahabat diantara 30 ribu pasukan dalam Perang Tabuk tidak berpengaruh sama sekali kepada pasukan. Namun ini bukan masalah pengaruh atau tidak berpengaruh, karena urusan ini sudah sampai masuk ke dalam hati. Yakni mengapa tidak mau hadir dalam membela agama Allah SWT. Ini merupakan amanah yang ada di pundakmu dan kewajibanmu yang seharusnya kamu laksanakan.

Kembali kepada Ka’b. Setelah 40 hari, datang seorang utusan Rasulullah SAW., datang kepadanya.  Ia berkata : “Rasulullah SAW memerintahkan kepadamu, Tinggalkan istrimu.”

Ka’b berkata kepada istrinya : “Pulanglah ke keluargamu sampai Allah memutuskan urusan kita.”

Dua teman Ka’b menangis selama 40 hari. Salah seorang sahabat yang bernama Hilal bahkan sudah terkategorikan tua dan lemah. Namun Rasulullah SAW tetap tidak memberikan dispensasi kepadanya, untuk absen dalam jihad, membela agama Allah SWT.

Lalu bagaimanakah dengan kondisi umat Islam saat ini ? yang tidak memiliki uzur ? yang tidak tua dan lemah, mereka masih kuat, sehat, dan berkecukupan. Lalu mengapa mereka masih juga absen dalam jihad

Ka’b berkata : Ketika saya sedang duduk, dalam keadaan yang sudah saya sebutkan, tiba-tiba ada suara yang sampai kepadaku dengan nada memberi kabar gembira. Ada seorang laki-laki setelah turun taubat atas Rasululllah SAW.

Seorang lelaki naik ke bukit Salwa berteriak dengan suaranya yang paling keras, memberi kabar gembira kepada Ka’b.

Ka’b berkata : “Maka saya tersungkur sujud. Sambil menangis karena gembiranya taubatnya diterima Allah SWT.”

Ka’b berkata : Wahai Rasulullah, sebagai bagian dari tobatku saya akan melepas semua hartaku. Rasulullah SAW menjawab agar dia hanya melepaskan 1/3 hartanya saja.

Ibroh Kisah Ka’b Bin Malik

Kini, kita tidak diminta untuk melepas seluruh harta kita, padahal ia milik Allah SWT. Lalu mengapa kita belum juga pergi berjihad, apa lagi yang menipumu ? Padahal telah sampai kepadamu hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan ibadah jihad. Kisah Ka’b dan kejujurannya ini adalah ibroh atau teladan bagi ummat saat ini agar memeriksa jiwanya dan mengatasinya, serta mengembalikannya pada kebenaran.

Kini, hendaklah kaum Muslimin melihat di manakah posisinya sekarang, dan siapkah dia dengan sebuah pertanyaan.

“Apa yang membuatmu absen berjihad?”

Bagaimana bisa seseorang yang mengaku mencintai Rasulullah SAW, mengaku mengikuti manhajnya, namun belum pernah berjihad di jalan Allah SWT., sekalipun?

Di jaman ini, di saat hukum jihad fardhu ‘ain, bagaimana bisa kita mengambil fatwa atau fiqh jihad dari orang yang hanya duduk-duduk saja dan tidak pernah berjihad ?

Fiqih jihad, sebagaimana dikatakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau adalah seorang ‘Alim Robbani Mujahid, yang berangkat bersama jiwanya untuk memerangi Tartar. Ia berkata :

‘Dalam masalah-masalah wajib yang berhubungan dengan jihad, (maksudnya fatwa dalam masalah jihad) seharusnya diambil dari ulama yang benar-benar ulama. Yaitu yang mengerti realitas dunia (yang diantaranya adalah masalah jihad) bukan berdasarkan pandangan orang yang memandang dengan dien secara lahir dan juga bukan berdasarkan ulama yang tidak punya ilmu tentang realitas keadaan dunia.

Syekh Usamah memberikan contoh, saat ini banyak orang berargumen bahwa kita tidak mampu untuk menghadapi AS dan bala tentaranya. Kemudian berfatwa tidak atau belum wajib untuk berjihad. Padahal sebagaimana disebutkan oleh Syekh Ibnu Qoyyim Al Jauziyah dalam kitabnya bahwa syarat orang berfatwa adalah dua hal yakni pertama faham fakta dan yang kedua faham nash untuk dikaitkan dengan fakta.

Perhatikanlah ayat-ayat berikut :

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka : “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata ” Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami ?” Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah : “Kesenangan dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.” (QS An Nisaa’ (4) : 77)

Lalu Allah menjawab secara tegas dalam ayat berikutnya :

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan : “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan :” Ini (datangnya) dari sisi Kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (dating) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” (QS An Nisaa’ (4) : 78)

Syekh Usamah menutup kajiannya dengan mengutip syair dari sahabat Ja’far, r.a. dan syair tentang Baitul Maqdis dan Ka’bah Musyarofah.

Duhai indah dan dekatnya surga, enak dan sejuk minumannya

Romawi telah mendekati siksaannya

Jika aku menemuinya saya harus menghantamnya……….

Penduduk Palestina merasakan gelas-gelas kesedihan

Sedangkan luka di Hijaz tidaklah kecil bagimu

Bukanlah putera-putera Islam itu kecuali orang-orang yang mulia

Dengan lukamu, musibah itu memaksa untuk menganggapnya kecil

Akan tetapi mereka…Akan tetapi meskipun terluka, keyakinan mereka

(tetap) besar (optimis) dengan kembalinya khilafah yang mulia

Sungguh mereka telah bersumpah…sungguh merka telah bersumpah dengan (nama) Allah bahwa jihad mereka akan tetap jalan meskipun Kisra (Persia) dan Qoyshar (Romawi) bersatu

Maka dalam kondisi saat ini, apakah layak dan patut kaum Muslimin berpangku tangan duduk-duduk saja meninggalkan jihad ?

Wallahu’alam bis showab!

Amirul Mukminin Umar bin al-Khatthab menerima sepucuk surat. Surat tersebut menyatakan bahwa kota Ubullah, sebuah kota dekat dengan Bashrah termasuk sumber terpenting yang menopang pasukan Persia yang kalah dengan harta dan bala tentara. Umar bertekad untuk mengirimkan pasukan guna menaklukkan Ubullah dan memotong bantuannya kepada pasukan Persia, namun kendala menghadangnya, sedikitnya orang.

Hal itu karena kaum muslimin, baik yang muda maupun yang tua telah berangkat menjelajah bumi sebagai mujahid di jalan Allah, sehingga yang tersisa hanya segelintir orang. Namun bukan Umar namanya kalau dia menyerah begiru saja, dia membeber anak panahnya di depannya, dia mulai mengecek potensi mereka satu demi satu, tidak berselang lama, Umar pun mendapatkannya.

Pagi tiba, Umar berkata, “Panggil Utbah bin Ghazwan untukku.” Umar menyerahkan panji pasukn yang berkekuatan tiga ratus pasukan lebih sedikit kepadanya sambil menjanjikan akan mengirimkan bantuan susulan jika memungkinkan.

Setelah dilepas dan dinasihati oleh Amirul Mukminin, Utbah bin Ghazwan berangkat bersama pasukannya disertai istrinya dan lima orang wanita lainnya dari kalangan istri dan saudara sebagian pasukannya, sehingga mereka tiba di sebuah tanah yang banyak ditanami bambu tidak jauh dari Ubullah, saat itu mereka tidak mempunyai apa pun untuk mereka makan.

Kelaparan mendera mereka, maka Utbah berkata kepada beberapa orang pasukannya, “Carilah sesuatu dari bumi ini yang bisa kami makan.”

Maka mereka berangkat mencari apa yang bisa menahan lapar mereka. Dan akhirnya mereka mempunyai sebuah kisah dengan makanan yang diceritakan salah seorang dari mereka.
Dia berkata,

Manakala kami mencari sesuatu yang bisa kami makan, kami masuk ke sebuah hutan dengan pohon-pohon yang lebat, kami menemukan dua macam pohon, yang pertama adalah kurma, sedangkan yang kedua adalah biji-biji kecil yang terbungkus dengan kulit yang berwarna kekuning-kuningan, kami memetik keduanya dan membawanya ke markas pasukan. Salah seorang dari kami melihat biji-bijian kecil tersebut, dia berkata, “Ini adalah racun yang dipasang oleh musuh, jangan mendekatinya.” Maka kami memilih kurma dan menyantapnya.

Ketika kami sedang menyantap kurma, tiba-tiba seekor kuda kami yang terlepas dari kekangnya mendekati biji-biji kecil tersebut, ia memakannya, demi Allah kami hampir menyembelihnya sebelum ia mati untuk mengambil dagingnya. Namun pemiliknya mencegah kami, dia berkata, “Biarkan ia, malam ini aku akan mengawasinya, jika aku merasa ia akan mati maka aku akan menyembelihnya.”

Pagi tiba, kami melihat kuda tersebut sehat wal afiat tidak kurang suatu apa. Maka saudara perempuanku berkata kepadaku, “Saudaraku, aku pernah mendegar bapak berkata bahwa jika racun dipanaskan dengan api maka ia tidak berbahaya.”

Kemudian saudara perempuanku itu mengambil sebagian biji-bijian kecil tersebut dan meletakkannya di bejana dan selanjutnya menyalakan api di bawahnya.

Tidak lama berselang saudara perempuanku memanggil, “Kemarilah kalian, lihatlah, warnanya berubah menjadi kemerah-merahan.” Kemudian biji-bijian itu terbelah dan terpisah dari kulitnya dan meninggalkan bulir-bulir berwarna putih.

Kami meletakkannya di sebuah nampan untuk menyantapnya. Utbah berkata, “Sebutlah nama Allah atasnya dan makanlah.” Maka kami menyantapnya dan ternyata rasanya sangat nikmat. Kemudian kami mengetahui setelah itu bahwa biji-bijian tersebut bernama al-Aruz (beras). (Izzudin Karimi)

Source : Al Sofwah

• Tahu Bahaya yang Akan Datang
• Mengetahui Masa Depan
• Membaca Isi Hati

child_heart.jpgAnak indigo adalah anak yang memiliki kemampuan lebih. Sayangnya seringkali dipandang aneh. Kini telah banyak anak indigo yang lahir di seluruh dunia, temasuk Indonesia. Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 700-an anak. Inilah cerita-cerita unik tentang kelebihan mereka.

Pola pikir anak biasanya akan mengikuti orang dewasa di sekitarnya. Tetapi tidaklah demikian dengan anak indigo. Justru anaklah yang mengubah dan membentuk pola pikir orang di sekitarnya. Sebab, meski masih anak-anak tetapi jiwa mereka umumnya lebih dewasa hingga bisa dibilang lebih matang dibandig usianya.

Kebanyakan anak indigo yang lahir setelah tahun 1990 menurut Dr. H. Tubagus Erwin Kusuma, SpKJ, memiliki tingkat spiritual tinggi. Hal itu ditunjukkan melalui cakra berwarna nila ketika di foto aura. Menurut ahli jiwa anak dari Klinik ProVclinic itu, di Jakarta saat ini tercatat ada 70 anak indigo. Namun jumlah yang sebenarnya diperkirakan bisa mencapai 700-an.

Menurut Erwin, anak indigo tidak sekadar memiliki kelebihan, tapi juga mempunyai beberapa tipe, yakni humanis, konseptual, artis, dan interdimensionalis. Anak tipe humanis memiliki perasaan yang peka terhadap lingkungan sosial. Sedangkan tipe konseptual selalu berpikir sesuai dengan apa yang dianggapnya benar. Ada pula yang sangat menyukai seni dan hasil karya mereka seperti seorang profesional. Yang seperti ini tergolong tipe artis.

Sedangkan tipe Interdimensionalis adalah yang dapat berinteraksi dengan makhluk lain seperti makhluk halus. Selain itu mereka dapat menembus lorong waktu, sehingga bisa melihat apa yang terjadi di masa lalu, kini, dan akan datang. Anak indigo terkadang tidak hanya memiliki satu tipe, tapi bisa dua atau lebih. Tipe-tipe ini terlihat pada kemampuan Shantiq, Rheinanda dan Haikal.

Dr. Erwin juga memprediksi, bahwa sebentar lagi akan muncul anak kristal yang memiliki aura putih dan kemampuan melebihi anak indigo. Berbeda dengan anak indigo, anak kristal memiliki tingkat kematangan spiritual yang lebih tinggi. Mereka memiliki sifat yang lebih tenang, tidak frontal seperti anak indigo. Saat ini generasi anak kristal sudah mulai lahir ke dunia, namun tidak diketahui di belahan bumi mana.

Shantiq I Rival, Mampu Membaca Isi Hati

Yani Rivai (47) terkejut ketika mengetahui putri sulungnya yang disapa Chacha ternyata tergolong anak indigo. “Awalnya saya merasa ada yang aneh dengan dia. Sejak lahir hingga berumur empat tahun, sulit sekali saya mengendalikan kelakuannya,” ujar Yani.

Setelah Chacha lahir, ada beberapa kejadian yang sulit diterima akal sehat. “Pernah saya ketiduran ketika menyusuinya. Setelah terbangun saya kaget sebab dia tidak ada di pangkuan saya. Saya pikir jatuh ke lantai. Saya cari-cari di sekitar, tetapi tidak ada. Ternyata dia tengah tidur pulas di atas ranjangnya yang terletak di sebelah tempat tidur,” cerita Yani.

Meski heran namun Yani mencoba tak berpikir macam-macam. “Tak mungkin anak sekecil itu bisa bergerak mencari tempat tidurnya sendiri,” pikirnya.

Namun ada yang berbeda dari putrinya. Setelah tumbuh laiknya anak-anak lain, cara berpiir dan berbicaranya sangat dewasa sampai sering menasihati orang yang lebih tua. Parahnya lagi, Chacha tidak mau dipaksa sekolah atau belajar. Terbukti ketika ia dimasukkan ke playgroup saat berumur dua taun. “Kalau dipaksa akan marah. Kalau emosinya sedang naik, dia akan berteriak atau menangis kencang, lalu badannya panas,” ungkapnya. Merasa ada yang aneh dengan sang putri, Yani memeriksanya ke psikiater.

Setelah menjalani serangkaian tes dan foto aura, terlihat Chacha memiliki aura dan cakra berwarna nila. Itu berarti ia tergolong anak indigo yang memiliki kelebihan-kelebihan khusus. “Oleh dokter saya diberi petunjuk menghadapi anak indigo. Intinya hindari konflik dengan dia. Bila sedang marah segeralah peluk untuk menenangkannya,” ungkap istri Rizal Rivai ini.

Yani pun semakin tahu kelebihan yang dimiliki putrinya. “Dia tahu apakah seseorang berbohong atau tidak. Saya pernah pura-pura sudah tak marah lagi, eh dia langsung tahu kalau saya masih kesal. Bahkan kalau saya ada masalah pun, dia pasti tahu dan menghampiri saya seperti layaknya orang dewasa,”jelas Yani. Namun yang paling menonjol dari sang putri adalah rasa kemanusiannya yang tinggi.

Dalam melihat seseorang, putrinya tak memerhatikan penampilan luar tapi lebih pada hatinya. Pernah suatu hari, cerita Yani, Chacha rela disuruh-suruh teman-temannya, meskipun sebenarnya ia tidak menyukainya. “Saya tanya kok mau disuruh-suruh?Dia bilang , enggak apa-apa Mi. Sebenarnya Chacha kasihan sama anak itu. Dia memiliki banyak masalah dalam hidupnya, makanya Chacha ingin bikin dia senang,” jelasnya.

Menebak Kejadian Akan Datang

Melihat dan mendengar apa yang dikatakan dan dilakukan putri sulungnya, Yani semakin yakin Chacha termasuk seorang anak yang diutus Allah untuk menyebarkan kebaikan bagi sekelilingnya. “Menurut Dr. Erwin, Chacha termasuk anak indigo humanis, karena dia sangat peka terhadap keadaan sosialnya.”

Selain bisa mengetahui kepribadian seseorang hanya dengan melihat wajahnya saja, Chacha juga bisa mengetahui apakah orang itu berbohong atau berniat jahat. Tak hanya itu, Chacha juga bisa melihat masa lalu dan masa depan seseorang. Pernah suatu hari, salah seorang tantenya yang telah menikah datang menemuinya dan iseng tanya kapan akan hamil. Tiba-tiba Chacha menjawab peuh keyakinan. “Tante, bulan Januari nanti hamil. Tapi tante jangan senang dulu karena tak lama setelah itu tante akan keguguran,” katanya.

Awalnya tak ada yang mempercayai ucapan dari anak sekecil Chacha. Namun ternyata apa yang dikatakannya benar-benar terjadi. “Tantenya benar-benar hamil, namun akhirnya keguguran,” ucap Yani. Karena kemampuannya, tak jarang keluarganya menanyakan berbagai hal.

Untuk merangkai senua yang terlintas di benaknya diperlukan energi yang besar. Karena itu kalau capek dan drop biasanya badannya langsung panas. Kalau sudah begitu, pelukan hangat sang bunda yang paling dibutuhkan Chacha untuk kembali mengumpulkan energinya yang terkuras. “Saya langsung kasih obat penurun panas lalu saya peluk, sambil kami berdoa bersama-sama,” ungkap wanita yang ternyata putra bungsunya, Vey juga termasuk anak indigo. “Namun warnanya hijau, artinya meneduhkan. Karena itu ia lebih tenangdan cenderung tak ingin mengecewakan orang-orang sekitarnya. Namun Vey tidak memiliki kemampuan istimewa seperti yang dimiliki sang kakak.

Pernah suatu hari, dengan wajah berlinang air mata dan tangan menutup telinganya Chacha berlari ke arahnya. “Mi, serem sekali, aku takut,” ungkapnya sambil menangis. Yani pun tak dapat berbuat apa-apa karena ia tahu saat itu sang putri tengah menangkap suatu energi negatif yang akan menimpa seseorang. “Saya hanya memeluknya dan menyuruh dia shalat agar suara-suara itu hilang”.

crash.jpg“Ya Allah tolong hilangkan suara-suara seram itu. Suara orang berteriak-teriak minta tolong dan suara ledakan, aku gak tahan lagi ya Allah,” ucap sang bunda yang berada di balik pintu. “Malam itu Chacha nggak bisa tidur. Dia terus menangis sambil menutup telinganya. Menjelang subuh barulah dia bisa memejamkan mata karena kecapaian.”

Pada keesokan harinya (awal Januari 2007), Yani sangat kaget ketika semua stasiun TV menayangkan hilangnya pesawat Adam Air. “Saya baru menyadari, mungkin musibah inilah yang ditangkap Chacha. Ia bisa mendengar teriakan para penumpang dan dahsyatnya ledakan yang menghancurkan pesawat itu,” ungkap Yani.


Rheinanda Kaniaswari, Berinteraksi dengan Dunia Lain

Rheinanda Kaniaswari (10) juga memiliki kemampuan serupa. Gadis cilik yang akrab disapa Nanda ini termasuk anak indigo interdimensionalis lantaran kemampuannya berinteraksi denagn makhluk gaib. “Nanda punya teman yang namanya Ciak, dia baik dan suka main boneka sama Nanda,” ucapnya polos.

Setelah diselidiki, Ciak ternyata makhluk halus seusia Nanda dan mereka menjalin persahabatan. “Awalnya saya pikir Nanda dan mereka menjalin persahabatan. “Awalnya saya pikir Nanda berhalusinasi, ” ungkap Istha Sarawati, sang bunda. Saat Kakaknya bertanya apakah ia tidak takut melihat mahluk halus yang ada di sekitarnya, dengan tegas Nanda menjawab tidak. ” Mereka baik-baik kok, tidak suka mengganggu. Malah lebih seram setan yang ada di sinetron dan film,” ujarnya polos.

Kemampuan Nanda melihat dan berinteraksi dengan mahluk halus sering membuat kakak-kakaknya merinding. ” Pernah dia bilang ‘ kalau mau main sama aku, mukanya benerin dulu sana.’ jelasnya, saya merinding,” tambah putri, seorang kakak Nanda.

Mungkin karena kelebihannya itu Nanda jarang ke sekolah. Belajar pun hampir tidak pernah. Herannya, Nanda termasuk murid yang pintar. Dia selalu mendapat ranking dua di kelasnya. Menurut Istha, kadang dalam seminggu hanya dua kali masuk sekolah, namun anehnya bisa menguasai materi meskipun belum belajar. Beruntung pihak sekolah mengerti dan memberinya perhatian lebih.

Kelebihan putrinya baru telihat jelas saat berusia tujuh tahun. Saat itu sedang marak pencalonan presiden. Kebetulan ayah Nanda pengurus sebuah partai dan kenal presiden SBY yang saat itu mencalonkan diri sebagai calon presiden.” Pakde Bambang nanti yang jadi presiden,” celoteh Nanda. Perkiraan Nanda ternyata tepat, SBY akhirnya terpilih sebagai presiden Republik Indonesia.

Tak lama setelah itu Nanda mendapat frekuensi negatif berupa akan timbulnya bencana alam. “Ma, kayaknya akan ada bencana alam deh. Ade lihat air tumpah ke daratan dan korbannya banyak sekali. Tapi Ade enggak tahu itu dimana,” ujar Nanda saat itu. Meskipun agak meragukan, Istha mencatat apa pun yang dikatakan putrinya itu dalam sebuah buku kecil. “Saat dia menerima frekuensi seperti itu harus cepat-cepat dicatat. Takut lupa, karena hampir setiap akan terjadi bencana bisa dibilang Nanda mengetahuinya,” ujarnya.

Ternyata ucapan gadis kecil itu benar. Bulan Desember 2006 terjadi bencana alam Tsunami yang menewaskan ratusan ribu orang di Aceh. “Ke depannya Tsunami tidak ada. Hanya saja gempa, banjir, gunung meletus masih akan terjadi,” ucap Nanda mengenai kondisi Indonesia setahun ke depan. Gadis itu lalu memegang bandul dan menggerakkannya dengan tanpa menyentuhnya sedikit pun. Rupanya ia menggerakkan menggunakan energi untuk melatih kemampuannya,” jelas sang bunda.

Dua Kali Hindarkan Ayahnya dari Maut

Setelah sering bertukar pengalaman dengan para orang tua yang juga memiliki anak indigo, Istha semakin mengerti dan memahami kelebihan yang dimiliki putri bungsunya. “Saya sangat bersyukur Allah memercayakan nanda pada kami. Kami berharap Nanda bisa membawa kebaikan bagi semua orang,” ungkapnya tulus.

Seperti saat ia menggunakan kemampuannya untuk mengingatkan sang ayah dari sergapan maut. “Saya menganggap ini adalah suatu anugerah dari Allah. Saat pesawat Mandala jatuh, seharusnya papanya juga ada dalam pesawat itu,” kenang Istha.

Rupanya ketika hendak pergi Nanda menghalangi sang papa sambil menangis. “Papa jangan pergi, kalau papa pergi nanti Nanda enggak punya papa lagi,” ungkap putri Agus Hermanto itu. Karena putrinya menangis histeris, Agus mengalah dan menyerahkan tugas itu pada temannya yang kemudian tewas dalam kecelakaan tersebut. “Kami semua langsung sujud syukur karena suami selamat dari maut. Namun kami juga ikut bersedih rekannya menjadi korban. Kami tak mengira akan begitu akhirnya,” ungkap Istha.

Kejadian serupa terulang lagi saat Nanda memperingatkan sang ayah agar jangan pergi ke Yogyakarta. “Ma, Nanda ngeliat ada gempa besar dan banyak rumah yang rusak. Bilang sama Papa jangan ke daerah Jawa ya,” ungkap Istha menirukan ucapan putrinya. Agus pun memutuskan tak pergi meski harus rapat di Yogyakarta. “Benar saja ketika gempa terjadi, hotel yang sudah di-booking suami ternyata miring dan banyak yang runtuh,” ucap Istha.

“Bagi kami Nanda sudah seperti pelindung keluarga. Dialah yang selalu mengingatkan kalau ada yang tak benar atau berniat jahat pada kami,” ujarnya. Tak jarang kemampuan tersebut dipandang aneh oleh sebagian orang. Apalagi bila ia bersemedi di depan kelasnya. “Awalnya teman-temannya merasa aneh, sekarang sih sudah terbiasa. Jadi kalau ia lagi semedi, teman-temannya lewat aja,” tutur sang bunda.


Achmad Haikal Kurniawan, Menonjol Kemampuan Spiritualnya

Seperti layaknya ibu lain yang memiliki anak indigo, Chichi Sukardjo awalnya tidak mengetahui putra sulungnya, Achmad Haikal Kurniawan (13) memiliki keistimewaan. Padahal tanda-tanda tersebut sudah dirasakannya sejak mengandung. “Awalnya sebagai muslim saya merasa berdosa karena belum pernah khatam Al-Qur’an. Nah pada saat hamil Haikal saya punya keinginan kuat mengaji dan berhasil khatam,” ujar Chichi.

Pertanda tersebut berlanjut menjelang kelahirannya. Sepanjang jalan menuju rumah sakit, Chichi dan suami mendengar adzan berkumandang. “Padahal saat itu masih bulan Ramadhan, belum saatnya malam takbiran,” kenangnya. Setelah di USG, berdasarkan keterangan dokter rumah sakit, tangan bayinya tampak menyerupai orang yang sedang adzan.

Begitupun saat berusia 11 bulan, Chichi mendapati perilaku aneh Haikal.”Ketika itu kami sedang berada di museum di Boston. Saat sedang asyik melihat benda sejarah, tiba-tiba saja Haikal menghilang. Setelah dicari, ternyata dia merangkak menuju lorong sepi melihat kaligrafi Allah dan Muhammad, serta pedang Umar bin Khatab sambil tersenyum. Saat itu ia terlihat excited sekali, bahkan seperti sedang ngobrol sendiri,” terangnya. Hingga kini hal tersebut tetap terbawa, Haikal selalu bersemangat mengunjungi museum dan senang dengan hal-hal keagamaan.

Kepastian putranya tergolong indigo diketahui Chichi setelah Haikal diperiksa dokter sewaktu berusia 4 tahun. Masa berat dalam hidup Chichi dimulai saat putranya menginjak usia sekolah.

Seperti kebanyakan anak indigo, Haikal sangat membenci kegiatan belajar dalam kelas. “Saat TK B ia bilang, Bunda ngapain sekolah. Di sekolah cuma nyanyi-nyanyi aja,” ujarnya. Saat anak lain menggambar gunung atau bunga, putranya menggambar kapal pesiar lengkap dengan gym, perpustakaan dan berbagai fasilitas lain. “Padahal dia nggak pernah naik kapal pesiar. Paling naik kapal feri.”

Begitupun ketika masuk sekolah dasar. Saat anak lain belajar di kelas, Haikal lebih senang pergi ke masjid atau perpustakaan. Sampai-sampai gurunya memerintahkan petugas menutup pintu perpustakaan untuknya. Hal itu membuatnya marah. Sebab yang paling menarik baginya adalah membaca buku, daripada belajar itu-itu saja di dalam kelas. Makanya tak heran, dalam satu semester ia bisa tidak masuk sekolah 26 hari. “Orang tua lain heran dengan kondisi begitu dia bisa mendapat nilai lumayan.”

Karena ketaksukaannya belajar dalam kelas, Haikal kerap membuat ulah. Dari menolak ujian karena menganggapnya percuma sebab katanya sudah pernah dikerjakan, langsung meninggalkan kelas dan gurunya dalam keadaan marah, dan tak sungkan mengkritik guru yang dianggapnya bukan pendidik lantaran tak memahami kondisi murid.

Meski demikian Chichi bersyukur bakat putranya sangat positif. Ia memiliki sikap dan pendirian yang teguh pada hal-hal yang dianggapnya benar. Haikal juga taat beribadah. Pada usia SD pernah seorang guru memanggil Chichi sambil menangis. Ia mengatakan melihat anaknya itu sedang berzikir di dalam masjid sambil menangis. “Saya tidak pernah melihat anak SD seperti anak ibu,” ujar Chichi menirukan perkataan guru.

Selain itu di tengah jam pelajaran, Haikal tidak akan sungkan meminta izin kepada guru untuk shalat dhuha. “Alhamdulillah dia sangat dekat dengan Allah,” syukur Chichi. Bahkan sejak usia SD, Haikal tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu.”

Menurut psikiater yang menanganinya, bocah kelas dua SMP ini memiliki aura dan kekuatan luar biasa. Berdasarkan keterangan psikiater, Haikal adalah indigo yang sakit. “Makanya ia butuh penanganan dan pengarahan yang tepat,” ujar Chichi. Hal itu diakuinya lantaran perceraiannya dari ayahnya beberapa tahun silam, ikut mengguncang mental putranya. Karena itu kata Chichi, Haikal membutuhkan perhatian lebih.

Haikal juga bisa melihat masa depan. “Seminggu sebelum kejadian tergelincirnya pesawat Lion Air di Solo, dia pernah bercerita bakal ada peristiwa besar menyedihkan. Ternyata benar karena ada musibah pesawat itu,” jelas Chichi. Sepengetahuannya pula, 6 bulan sebelum tsunami Aceh, putranya sering terbangun tengah malam dan mengatakan kalau ia melihat banyak jatuh korban akibat banjir.

Berat mengasuh anak indigo?Bagi Chichi, yang paling berat adalah karena ayahnya tak mengakui bila putranya indigo. Hingga kini, mantan suaminya masih menganggap ia salah mendidik Haikal.

Namun ia bersyukur, di tengah kondisi seperti itu, putranya ternyata bisa bersikap bijak. Pernah Haikal mengirim surat kepada ayahnya yang isi suratnya layaknya orang dewasa. “Ayah, kenapa ayah membenci Bunda? Kenapa ayah bilang Bunda tidak bisa mendidik anak? Bunda memang galak dan keras, Yah. Tapi bunda adalah sebaik-baik perempuan yang bisa mendidik kami. Ayah jangan lupa itu,” begitu isi sebagian surat Haikal. Chichi mengaku terharu dengan pengertian putranya.

Bagi Chichi, kehadiran Haikal adalah amanah. Ia yakin Tuhan memiliki maksud tertentu, entah itu untuk kebaikan dirinya atau untuk kebaikan orang banyak. Apalagi layaknya anak indigo, Haikal bisa membaca sifat orang. “Dia bisa tahu apa orang itu baik atau tidak,” ujar Chichi.

Kolak ubi-singkong disukai karena rasanya yang manis dan ringan. Padahal bukan cuma rasanya yang istimewa, khasiatnya pun tak bisa diabaikan, menhatkan jantung dan mengendalikan darah adalah sebagian manfaatnya. Apa keistimewaan lain ubi-singkong?Rasanya memang sederhana, tetapi justru itulah sisi istimewanya. Kedua bahan ini sangat mudah dikombinasikan dengan bahan lain. Tak terhitung kreativitas menu berbahan ubi dan singkong.

Tetapi yang layak diperhitungkan adalah khasiatnya untuk menyembuhkan berbagai penyakit.Cegah KebutaanUbi hidup liar menjalar. Ada tiga jenis ubi jalar, yaitu ubi berumbi putih, kuning kemarahan (jingga), dan ungu. Yang  lebih baik adalah yang berwarna kuning jingga karena kaya kandungan bakarotennya. Betakaroten merupakan provitamin A dan bersifat anitoksidan. Konsumsi ubi jalar yang kaya provitamin A tersebut dilaporkan sebagai faktor pencegah kebutaan akibat kurang vitamin A Pada balita di darah lembah Balim, provinsi Irian Jaya.Kandungan kimia pada ubi jalar cukup kaya, antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalori, serat, abu, kalsiu, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C, dan asam  nikotinat.

Menurut pakar tanaman obat Prof. Hmbing Wijakusumaya, ubi jalar memiliki sifat kimia manis dan dingin. Efek farmakologisnya berkhasiat sebagai tonik (meningkatkan stamina) dan menghentikan pendarahan. Bagian yang bisa  dimanfaatkan adalah umbi dan daun.Ubi jalar dapat digumnakan sebagai obat penyakit kuning, pengbengkakan, rematik, asam urat, pegal linu, dan rabun senja.  Semua penyakit ini dapat diatasi dnga mminum air rebuasan ubi jalar merah dicampur bahan-bahan lain.  Khusus untuk rematik, asam urat, dan pegal linu, slain air rebusannya yang diminum, ubi rebusnya juga di makan. Khusus untuk rabun senja, bukan air rebusannya yang diminum, melainkan ubinya yang dimakan.

Anti penyumbatan Singkong sama populernya denga ubi. Bukan hanya umbinya yang memiliki rasa unik, namun daun singkong pun bisa disulap menajadi sayuran yang sangat nikmat. Menurut pakar tanaman obat Prof. Hembing Wijayakusuma,efek farmalogis dari singkong adalah sebagai antioksidan, antikangker, antitumor, dan mnambah nafsu makan. Bagian yang biasa dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi.Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun maengandung vitamin A, B1, dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi.

Sementara kulit batang, mengandung tannin,enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat. Penyakit aterosklerosis atau timbunan lemak di dinding pembuluh darah dapat diceagah daenaga hanya makan daun singkong. Akibat tersumbatnya aorta (saluran darah besar), darah tidak bisa disalurkan ke jantung dan penderita menjadi anfal. Pada penelitian daun singkong  mengandung cuprofilin yang mampu menurunkan kolesterol, trigliserida, lipida serum darah secara nyata. Cuprfilin pada daun singkong terdapat pada klorofilnya. Klorofil dan beberapa turunannya memiliki daya antioksidan dan antikangker.

ANEKA KHASIAT UBI

Kencing Manis : 100 gram ubi jalar, 15 gram kulit labu bligo, dan 50 gram biji alpukat direbus dengan 1.000 cc air hingga trsisa 500 cc. Lalu disaring dan diminum airnya, sedangkan ubinya dimakan.

Penyakit Kuning : 200 gram ubi jalar merah, 30 gram daun serut atau mirten segar, dan madu secukupnya, direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc. Ramuan disaring dan diminum dua kali sehari.

Rematik, Asam Urat, Pegal Linu : 200 gram ubi jalar merah, 15 gram jahe merah, 10 gram jahe biasa, 5 butir cengkeh, 5 butir kapulaga, 1 jari kayu manis, 5 gram  biji pala, 10 butir merica, dan gula secukupnya direbus denga 1.500 cc air hingga tersisa 600 cc. Lalu airnya diminum dan ubinya di makan.

Keseleo Dan Luka Memar : ubi jalar secukupnya dikeringkan dan ditumbuk hingga menjadi bubuk. Tambahkan arak putih lalu oleskan pada tempat kaki yang sakit.

Eksim : 250 sampai 300 gram ubi jalar merah diblender atau diparut, airnya dioleskan pada bagian yang terkena eksim.

Bisul : 100 sampai 200 gram ubi jalar putih diparut lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit.

Herpes : 100 gram daun ugi jalar dijus lalu dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.

Sakit Tenggorokan : 200 gram ubi jalar putih dikeringkan lalu ditumbuk hingga menjadi bubuk. Seduh dengan air panas dan diminum hangat-hangat.

Masuk Angin Dan Perut Kembung : 200 gram ubi jalar merah, 15 gram jahe, 1 jari kayu manis, 5 butir cengkeh, 5 butir kapulaga, dan gula merah secukupnya derebus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc, lalu diminum airnya.

MANFAAT SINGKONG UNTUK PENGOBATAN

Sakit Kepala : daun singkong ditumbuk lalu digunakan untukkompres.

Obat Demam : 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa  400 cc. Ramuan  disaring  dan diminum airnya sebanyak 200 cc. lakukan dua kali sehari.

Luka Bernanah : batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian tubuh yangsakit. Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan diperban.

Luka Terkena Benda Panas : singkong diparut lalu diperas airnya didiamkan beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka.

Diare : 7 lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400  cc. Lalu disaring dan di minum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Cacingan : 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.

Beri-Beri : 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap.

Meningkatkan Stamina : 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan 5 butir angco yang telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu dan diminum.

Mengkonsumsi makanan seperti seledri dan daun peterseli, yang secara alamiah mengandung flavanoid, apigenin, mungkin membantu mencegah leukemia, kata beberapa ilmuwan Belanda, Kamis.

Meikel Peppelenbosch dari University of Groningen di Belanda mengatakan percobaan memperlihatkan bahwa apigenin –komponen yang umum terdapat pada buah dan sayuran– dapat menghentikan perkembangan dua jenis sel pada leukemia dan mencegah peluangnya untuk bertahan hidup.

Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam dan ditandai oleh perkembangan secara tak normal atau transformasi maligna sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal itu keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan kekebalan tubuh penderita.

Temuan tersebut menunjukkan apigenin dapat menjanjikan dalam pencegahan leukemia, kata Peppelenbosch.

Tetapi ia memperingatkan bahwa studinya juga telah menemukan komponen itu juga memiliki daya tahan terhadap kemoterapi, dan menyatakan itu mungkin mempengaruhi campur-tangan pada pengobatan standardbuat orang yang sudah didiagnosis terserang leukemia.

“Apigenin mungkin adalah bahan pencegah yang bermanfaat bagi leukemia, tapi itu tak boleh dikonsumsi secara berbarengan dengan kemoterapi bagi penyakit yang dipastikan positif karena itu dapat mencampuri dampak positif pengobatan,” tulis Peppelenbosch di dalam studi di dalam jurnal ilmiah Cell Death and Disease.

Flavanoid adalah bahan yang mengandung anti-oksidan yang melindungi sel dari kerusakan oleh molekul oksigen.

Berbagai kajian sebelumnya telah memperlihatkan bahwa apigenin, yang ditemukan pada seledri, daun peterseli, anggur merah, saus tomat dan makanan lain yang berbahan dasar tumbuhan, juga diduga bermanfaat dalam memberi perlindungan terhadap kanker indung telur

Bermain di stadion Giuseppe Meazza, Selasa (20/4) malam waktu setempat, Barca tampil menyerang sejak awal pertandingan. Sementara tim tuan rumah lebih banyak bertahan dan menunggu celah untuk melakukan serangan balik.

Taktik yang dirancang Jose Mourinho sempat dipertanyakan saat tim tamu berhasil unggul lebih dulu melalui Pedro di menit ke-19. Setelah gol itu terjadi, Inter mulai meningkatkan tempo permainan dan beberapa kali membuat peluang.

Namun beberapa peluang yang diperoleh Diego Milito dan Samuel Eto’o belum mampu membuahkan gol. Inter kemudian berhasil menyamakan skor lewat tendangan Sneijder di menit ke-29. Pemain asal Belanda itu berada dalam posisi cukup bebas karena Barca terlalu berkonsentrasi mengawal Milito dan Eto’o.

Di awal babak kedua, Inter mencoba tampil agresif. Hasilnya, mereka mencetak gol di menit ke-48. Pergerakan cepat Milito dari sisi kanan kembali menarik beberapa pemain Barca, kemudian pemain asal Argentina itu memberi umpan pendek pada Maicon yang menceploskan bola ke gawang Victor Valdes
Gol itu membuat pemain Inter makin bersemangat. Barca yang terlalu fokus pada penyerangan, harus membayar mahal dengan gol ketiga yang dicetak Le Beneamata. Berawal dari sebuah serangan balik, Milito melengkapi kemenangan timnya dengan membuat gol melalui sundulan di menit ke-61.

Barca berusaha membalas dan kembali tampil menyerang. Meskipun lebih menguasai pertandingan, namun mereka gagal menambah gol. Kiper Julio Cesar tampil gemilang dengan menahan tendangan Messi, Pedro dan Pique.

Pertandingan berlangsung cukup keras dan wasit harus mengeluarkan lima kartu kuning untuk pemain Barca dan dua untuk Inter. Taktik Mourinho untuk ‘merusak’ permainan indah Inter membuahkan hasil. Sampai pertandingan berakhir, skor tetap 3-1 untuk kemenangan Inter.

Susunan pemain
Inter:
Julio Cesar; Samuel, Lucio, J. Zanetti, Maicon/Chivu (73), Cambiasso, Thiago, D. Milito/Balotelli (75), Sneijder, Pandev/Stankovic (56), Eto’o
Cadangan: Orlandoni, Materazzi, Cordoba, Muntari

Barcelona: Valdes; Puyol, Pique, Maxwell, D.Alves, Busquets, Keita, Xavi, Pedro, Ibrahimovic/Abidal (62), Messi
Cadangan: Pinto, Marquez, Henry, G. Milito, Y. Toure, Krkic


Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Continue reading

Berita itu dating dari negeri yang jauh di sana. Negeri dimana Islam pernah Berjaya, Ilmu-ilmu alam berkembang pesat. Negeri Andalusia, yang sekarang berganti nama menjadi Espana. Seorang Public Figure dalam dunia sepak bola mengajarkan kepada kita bagaimana caranya peduli pada sesame dan Dein Islam.

Begitu bangganya pria asal Mali ini sehingga pada pertandingan Coupe del Rey, kamis 8/1/09, saat tim yang dibelanya, Sevilla bertanding melawan Deportivo La Coruna, sesaat ia menyarangkan bola ke gawang La Coruna ia membuka kaosnya yang bertuliskan Palestine.

Sederhana memang, hanya saja itu berdampak luar bisa. Secara cerdas, Kanoute member dukungan bagi warga Palestina yang tengah di tindas bangsa Terlaknat bernama Israel. Kanoute cinta Palestina, sebagaimana kecintaannya pada Islam.

Kecintaannya pada Islam sudah tidak di ragukan lagi. Pada awal kariernya di Sevilla, Kanoute menutup logo sponsor di kaosnya karena sponsornya adalah perusahaan judi.

Lalu yang paling mengharukan adalah saat ia membeli sebuah Masjid di Sevilla. Masjid itu adalah Masjid terakhir yang berdiri di sana. Sungguh mulia akhlaknya, sehingga gaji setahunnya di Sevilla digunakan untuk membeliMasjid itu seharga $700.000. Subhanallah, sungguh mulia seorang pria Mali ini.

Kemudian, aku hanya bisa bertanya pada diri sendiri. Bisakah aku seperti Kanoute? Yang rela memberikan gajinya selama setahun untuk kejayaan Islam di tanah Andalusia. Mungkin, gajiku selama setahun tak akan cukup untuk membeli sebuah Masjid. Tapi, kita belajar dari pendatang di tanah yang sudah hamper punah nilai-nilai keislaman, tanah Andalusia.

Ya Allah, mampukan hamba, jadikanlah Harta yang hamba miliki sebagai amal Saleh hamba pada-Mu.

Jangan jadikan hamba orang yang terlalu cinta pada Harta, Tahta dan Wanita yang akan membuat hati ini keras dan sulit mengingat-Mu

Dukungan terhadap Palestina kembali datang dari Turki. Kali ini dari seorang pemain sepakbola Turki, Ibrahim Dagasan, pemain tengah klub sepakbola Sivasspor.

Dagasan menancapkan bendera Palestina di tengah lapangan sepakbola di stadion olahraga Kota Sivas, Turki Tengah, setelah timnya berhasil mengalahkan tim Galatasaray dalam babak perempat final kejuaraan Turkey Cup.

Setelah Dagasan menancapkan bendera Palestina di tengah lapangan, para penonton langsung berteriak “Damn Israel!”. Mendengar teriakan itu, Dagasan meletakkan jarinya ke mulut, memberi tanda agar penonton diam.Di tim Dagasan sendiri, ada seorang pemain asal Israel bernama Pini Balili.

Sebelumnya, Turki menjadi perhatian dunia setelah perdana menterinya Recep Tayyeb Erdogan melakukan aksi walk-out dalam forum Davos, saat berdebat sengit dengan Presiden Israel Shimon Peres terkait agresi Israel ke Jalur Gaza. Dalam insiden itu, Erdogan menyebut Peres sebagai “pembunuh”.

Insiden itu membuat Menlu Israel Tzipi Livni bereaksi dan menyerukan agar Ankara (ibukota Turki) menghormati Israel. “Kami menjalin hubungan strategis yang penting dengan Turki. Itulah sebabnya saya berharap Turki menunjukkan sikap saling menghormati pada Israel, meski banyak aksi-aksi unjuk rasa di jalan dan pencitraan Israel yang buruk soal Gaza,” ujar Livni pada radio Israel.

Keberuntungan menghampiri band asal Jogja, SKJ 94. Setelah masuk dapur rekaman, di bawah bendera Sony Music Entertainment Indonesia namanya langsung melambung. Wajah-wajah dari Rangga (vocal), Tama (Bass dan vocal) dan Bagus (Drum) kini sudah bisa dinikmati di layar lebar, lewat filmnya yang berjudul SKJ: Seleb Kota Jogja.

Tak hanya sekedar berakting, di film perdananya ini mereka sekaligus promo album teranyarnya, yang bertitel From Jogja With Love. Seluruh soundtrack film ini memang diambiil dari album tersebut, seperti hits Skutermatik yang sudah membahana dan gak asing lagi di telinga. Ya itung-itung, sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui.

Tapi ada satu hal yang agaknya membuat Rangga cs ini merasa jadi kendala. Waktu tidur mereka menjadi berkurang semenjak syuting film, yang harus dilakoninya selama sebulan penuh. “Kalo ngeband, kita punya banyak waktu istirahat, tapi kalo syuting gini kan bisa seharian, “ujar Rangga pada Hai-online.

Band yang masih sibuk promo film ini mengaku kalau mereka lebih memilih bermusik ketimbang main film. Selain karena gak dikejar-kejar waktu, mereka sendiri udah nge-soul sama musik.

Gak berhenti sampai disini, band yang berdiri sejak 2006 silam ini udah nyicil materi buat persiapan album berikutnya. Wow! Agaknya mereka harus pintar-pintar membagi waktunya.

Oya, buat yang mau nonton, film SKJ : Seleb Kota Jogja, film ini sudah bisa disaksikan di bioskop seluruh Indonesia mulai 8 April 2010. Jangan ketinggalan!